Sumatera Barat, ranah Minangkabau menyimpan pesona alam yang luar biasa. Gugusan pulau berpasir putih nan cantik di lautan Hindia, gunung, perbukitan Bukit Barisan dan danau-danau indah.
Maninjau, gunung dan lautan. Di seberang nampak daerah Padang Pariaman
Salah satu wujud keindahan alam di Sumatera Barat yaitu Danau Maninjau, danau terbesar kedua di Sumatera Barat setelah Danau Singkarak. Letaknya dikelilingi bukit Barisan di kabupaten Agam. Sekitar 45 menit perjalanan dari kota Bukittinggi ke arah Lubuk Basung sebelum kelok ampek puluah ampek yang fenomenal itu.
Bung Karno sang proklamator bahkan saking terpesona dengan keindahan Danau Maninjau sehingga menciptakan sebuah pantun saat berkunjung ke Maninjau “Jangan makan arai pinang, kalau tidak dengan sirih yang hijau.
Jangan datang ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau.”
Saya tiba di persimpangan di luar kota Bukittinggi. Dari arahBukittinggi, bus yang saya tumpangi bergerak perlahan di jalan yang berkelok-kelok mendaki. Dalam kegelapan malam, saya turun dari bus. Udara dingin menyergap hingga ke badan. Asap putih keluar dari mulut. Kelap kelip lampu di sekeliling danau Maninjau menyambut saya yang kedinginan.
Setelah istirahat semalaman, pesona Maninjau baru nampak di pagi harinya. Lampu-lampu rumah penduduk menghiasi tepian danau. Nagari Bayur yang tepat di tepi Maninjau tempat kelahiran Buya Hamka, penulis novel yang sudah difilmkan : Di Bawah Lindungan Kakbah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Semoga suatu saat saya bisa berkunjung ke Bayur, menilik museum kelahiran Buya Hamka.
Jelang matahari ke atas, permata ranah Minang ini semakin berkilau mempesona. Tabir awan yang pekat perlahan menghilang. Dari Lawang Park, saya bisa melihat keseluruhan permukaan danau Maninjau. Di sekelilingnya adalah Bukit Barisan yang mengepung danau, seolah lesung raksasa. Di seberang tampak dataran rendah kabupaten Padang Pariaman yang bersebelahan dengan Samudera Hindia. Di sisi yang lain tampak Puncak Lawang, salah satu tempat yang juga sering dikunjungi untuk melihat Maninjau dari ketinggian.
Ada beberapa tempat populer untuk menikmati danau Maninjau dari ketinggian: Taman XIII Balai Basa, Ambun Tanai, Nuansa Maninjau, Lawang Park dan Puncak Lawang. Yang paling terkenal adalah Puncak Lawang dan Lawang Park. Foto di atas saya ambil dari Lawang Park.
Taman XIII Balai Basa, Ambun Tanai berada di jalan lintas antara Puncak Lawang dan Lawang Park. Karena tempatnya sempit, mobil agak susah parkir disana. Penginapan tersedia di Lawang Park. Namun, jika ingin melakukan aktivitas seru seperti paralayang, flying fox, meniti tali hanya bisa dilakukan di Puncak Lawang.
Kebanyakan keramba ikan membuat kualitas airnya makin memprihatinkan.
Gak nyobain makan ikan rinuak disana?
wah, belum nih pak, kapan2 saya cobain
singkat bener ceritanya,, kayanya masih terpaku keindahan maninjau nih haha.. salah satu tempat favoritku juga di Sumbar..
-Traveler Paruh Waktu
haha,. antara niat dan gak niat #eh
mantap bg,,folback bg
terimakasih 🙂
traveling ke Sumbar itu berkesan banget, pemandanganya ok, kulinernya apalagi haha
Bener banget, saya yg di sumbar-jambi aja gak habis2 tempat yg mau dieksplore, btw..sudah ke Maninjau mas?
dananu maninjau memang keren … perjalanan berliku likunya kesana seru
apalagi jika dilihat dari atas .. wah … ajibb bener. pernah sekai dibawa saudara lihat dari atas .. tapi lupa apa namanya .. kalau ga salah sih Puncak lawang
Yups bang, ajaib, puncak lawang namanya 🙂
wah Danau Maninjau emang keren ya.. panjangin lagi ceritanya dong btw bro
Siap bang 🙂 btw, saya kemaren habis dr pekanbaru