Museum Perjuangan Jambi

Bangunan ini berdiri mencolok di pertemuan jalan Sultan Agung dan jalan Slamet Riyadi di pusat kota Jambi. Berupa bangunan berarsitektur Melayu Jambi dengan hiasan replika pesawat. Nama yang terpajang di depan halaman adalah Museum Perjuangan Rakyat Jambi. Dibangun di atas lapangan Benteng dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1997 bersempena pelaksanaan MTQ Nasional di Jambi.

Di halaman museum terdapat replika pesawat tempur Catalina RI 005 yang jatuh di sungai Batanghari setelah lepas landas pada tahun 1948. Pesawat yang asli telah hancur menjadi puing-puing.

Sebelum masuk, saya melihat empat buah relief yang menggambarkan sejarah provinsi Jambi. Dimulai dari peradaban Hindu Buddha dengan dibangunnya kompleks candi Muaro Jambi hingga zaman Islam dengan berdirinya kesultanan Melayu Jambi yang mencapai kejayaan pada zaman Sultan Taha.


relief Candi Muaro Jambi dan Sultan Taha

Selanjutnya zaman penjajahan Belanda, Jepang, kemerdekaan lalu terakhir zaman pembangunan. Dan saya menemukan relief perempuan menuai di padi menggunakan jangki. Anda tahu jangki? Itu adalah simbol identitas budaya Kerinci. Alat pertanian yang sudah langka. Berupa keranjang kecil yang dipakai untuk membawa hasil pertanian.


relief zaman kemerdekaan dan pembangunan dan oh..jangki

Setelah membayar tiket seharga Rp1.500,- saya masuk ke dalam museum. Tak lupa saya meminta brosur sebagai tambahan informasi.Suasana museum sangat sepi saat itu, hanya saya seorang

Patung Sultan Taha dan sepasang harimau menyambut saya. Beliau adalah Sultan Jambi terakhir sekaligus pahlawan nasional kelahiran tahun 1855 gugur tahun 1904 di Tebo. Setelah beliau gugur, perjuangan rakyat Jambi diambil alih oleh panglimanya yaitu Raden Mat Taher dari Sarolangun.

Masih di lantai satu, saya menjumpai beduk besar yang dipukul presiden Soeharto pada pembukaan MTQ Nasional di Jambi.

Koleksi yang dipamerkan di lantai satu di ruang pamer sebelah kiri adalah aneka senjata tradisional yang dipakai pejuang kemerdekaan. Di antaranya pedang, keris, tombak, samurai rampasan dari Jepang. Ada juga jubah perang berwarna merah dan koleksi peralatan yang dipakai oleh korps tentara pelajar. Dan wow, ada Al Quran mini yang dibawa pejuang saat berperang.


keris, gong, jubah, wadah minum dan radio portabel

Sedangkan di sebelah kanan dipamerkan aneka senjata modern yang terdiri dari pistol aneka jenis, senapan laras panjang dan aneka senjata otomatis.


pistol, senjata laras panjang dan senjata otomatis

Naik ke lantai dua, saya menemukan mini diorama yang melukiskan sejarah perjuangan rakyat Jambi mulai dari penaikan bendera merah putih di menara air Benteng, tenggelamnya kapal Catalina, berbagai peperangan di provinsi Jambi hingga pengakuan kedaulatan Indonesia di Jambi. Selain itu ada juga lukisan perjuangan Sultan Taha.


diorama pengibaran bendera di Benteng, tragedi Catalina dan pejuang yang terluka

Di lantai tiga saya menemukan sepasang meja dan kursi kepunyaan Letkol Abunjani, seorang pejuang pasca kemerdekaan. Di dinding saya temukan peta perjuangan provinsi Jambi minus Kerinci. Saat itu kabupaten Kerinci masih merupakan bagian dari provinsi Sumatera Barat.

Disini juga dipamerkan penjelasan sejarah provinsi Jambi. Ada foto para gubernur Jambi dan foto para pahlawan dari Jambi. Saya menemukan foto kapten Muradi di antara deretan foto. Beliau adalah pejuang ternama dari Kerinci. Selain itu dipamerkan juga aneka uang lama dan berbagai dokumen zaman perang

 

Saya rasa, saya sudah menjelajahi semua isi museum. Namun, ada satu bagian yang terlewat. Di ruang serbaguna di dekat ruang koleksi senjata tradisional saya bisa menemukan aneka lukisan zaman perjuangan hasil karya para seniman Jambi.

Di samping kiri museum tepatnya di beranda saya menemukan lemari kuno dan dua buah mesin kuno. Entah itu mesin buat apa. Tidak ada keterangan pasti.

Museum sebagus ini tetapi sepi peminat … Hm… 😦

Museum Perjuangan Rakyat Jambi
Jl. Sultan Agung No 12 Kota Jambi

Buka :
Senin-Kamis : 08.00 – 15.30
Jumat 08.00 – 11.00
Sabtu dan Minggu : 09.00-13.00
Hari Libur Nasional : Tutup
Tiket masuk :
Dewasa : Rp 1.500
Anak-anak : Rp 1.000
Rombongan Anak-anak : Rp   500


Blogger yang baik meninggalkan jejak berupa komentar :-)