Dibandingkan kota sebelah, peninggalan kolonial di Boyolali memang tak sebanyak di kota lain. Jika Salatiga punya jalan Diponegoro, Sukowati, Pancasila dan Salib Putih dengan ratusan benda cagar budaya, jejak kolonialisme di Boyolali jumlahnya lebih sedikit dan lokasinya tersebar. Setelah kunjungan ke makam Dezentje di dekat Pasar Ampel tahun lalu dan museum Hamong Wardoyo serta catatan benda cagar budaya dari Gara membuat saya ingin kembali menyelami Boyolali era kolonial.
Kali ini saya hanya akan berfokus pada cagar budaya di kecamatan Boyolali saja. Dari data register BCB, kebanyakan berlokasi di jalan Pandanaran, Merapi dan Merbabu, jalan protokol di Boyolali.
1.0Gapura Memento Mori
Dibangun tahun 1939 sebagai gapura kompleks pemakaman Belanda/begraafplaats di Boyolali. Sayang yang tersisa tinggal gapura sedangkan nisan kuno sudah digusur semua. Menyisakan beberapa makam Belanda di beberapa tempat. Memento Mori sendiri berarti “ingatlah pada kematian”.
Lokasi: Jl. Kutilang Gg. Murai, Boyolali
2. Rumah Leo/Pranasastran
Bukan rumah orang bernama Leo. Nama resminya dalem Pranasastran tapi dikenal warga sebagai rumah Leo. Disebut demikian karena terdapat patung adegan kisah Yunani/Romawi saat Herkules/Herakles bertarung melawan seekor singa. Saat ini masih dipakai sebagai rumah peristirahatan/vila.
Dulu merupakan dalem atau rumah tinggal Raden Ngabehi Pranasastra yang seorang dokter istana di Keraton Surakarta.
Lokasi: Jalan Merbabu, Boyolali
3. Stasiun Boyolali
Awalnya sulit dipercaya ada stasiun di Boyolali karena jejak sepur di Boyolali seingat saya waktu kecil hanya dari Bangak sampai Kartasura. Rupanya jalur tersebut merupakan percabangan dari jalur kereta Solo-Semarang. Saat ini sisa stasiun Boyolali tak tersisa sama sekali, hanya meninggalkan toponimi Sepuran di area sebelah selatan pasar Boyolali Kota. Stasiun Boyolali diperkirakan berada di kantor cabang PDI-P Cabang Boyolali.
foto kereta rel berkuda di museum Hamong Wardoyo
4. Gedung Perpustakaan Boyolali
Dulunya merupakan gedung Societeit Bojolalie atau rumah sosialita Boyolali (mungkin seperti klub hiburan Belanda) yang kini difungsikan sebagai kantor perpustakaan dan arsip daerah Kab. Boyolali. Berada tepat di belakang patung kuda Arjunawijaya atau di tengah-tengah bundaran Simpang Siaga Boyolali.
5. Rumah Dinas Bupati Boyolali
Dibangun meniru bentuk dalem Pura Mangkunegaran di Surakarta berupa halaman (alun-alun mini), pendopo beratap joglo dan rumah inti. Berlokasi di jalan Merbabu, Boyolali. Di samping masjid agung Boyolali. Awalnya berfungsi sebagai kompleks perkantoran Bupati Boyolali.
Setelah pusat pemerintahan pindah ke Kec. Mojosongo, gedung kantor dibongkar menjadi ruang terbuka hijau dan dinamai taman Pandan Arum sedangkan rumah dinas dikenal sebagai kabupaten lama atau pendopo alit.
6. Gereja Katholik Tak Bernoda Santa Perawan Maria
Awalnya sebuah kapel (gereja kecil) dengan nama kapel Tjondrodipuran. Nama Gereja Katholik Tak Bernoda Santa Perawan Maria baru didapatkan pada tahun 1961. Dibangun sebagai sarana peribadatan kaum Eropa terutama Belanda.
Lokasi: Jalan Merbabu, Boyolali
7. Gedung Dinas Kesehatan
Berada di jalan Pandanaran, berlanggam tradisional dengan pendopo terbuka bergaya campuran Jawa dan kolonial. Dulunya merupakan gedung rumah sakit militer (Militair Geneeskundige Dienst) yang dibangun tahun 1818.
8. Benteng Fort Renovatum
Boyolali juga punya benteng (dulunya) dengan sebuah makam Belanda. Kini tak ada lagi petilasan yang bisa dilihat sejak diubah menjadi SPBU Kridanggo setelah sebelumnya dijadikan Taman Kota Sono Kridanggo. Berada di sebelah timur patung kuda Arjunawijaya.
kalau di list .. ternyata banyak juga peninggalannya … siapa tahu masih ada yang lainnya mas
btw …. sayang banget Fort Renovatum sampai bener2 hilang
Setelah saya cek lapangan masih ada kuburan belandanya mas, belum saya tulis hehehe
suka sama list wisata sejarah kayak gini, berharap suatu saat bisa mampir juga kesana
dibayanganku, Boyolali kotanya nggak besar amat, tapi ternyata menyimpan sejarah yang menarik
Kota kecil mba, keliling 15 menit cukup hehehe…
Terima kasih Mas, senangnya membaca jejak bangunan lama di Boyolali. Penasaran dengan kantor Arsip dekat patung kuda, terjawab di artikel ini.
Salam sehat
Salam sehat bu Prih, terima kasih sudah berkunjung
kemarin temen2 prcinta kereta jalur nonaktif ngomongin stasiun boyolali
sayang banget jalurnya udah lama engga kepakai
tapi memang jalur solo semarang engga begitu ramai sekarang
Iya mas, jalur solo semarang lewat kota² kecamatan jadi agak sepi, beda dengan jalur pantura atau jalur selatan