Seumur hidup saya, saya baru menginjakkan kaki di empat pulau besar: kepulauan Sumatera (termasuk Bangka dan Kepulauan Riau), Jawa, Bali dan Singapura.
Saya lahir di Boyolali, Jawa Tengah, kemudian menghabiskan masa sekolah hingga lulus SMA di Kab. Semarang. Lulus SMA saya merantau ke kota empek-empek sekaligus melanjutkan kuliah disana. Berawal dari kota Palembang, petualangan keliling Sumatera dimulai.
SUMATERA SELATAN
Waktu zaman kuliah saya belum menyukai jalan-jalan atau traveling. Libur akhir pekan saya habiskan di kosan atau main ke kosan teman. Maklum mahasiswa kantong cekak. Kalaupun pergi keluar atau ke mall paling ya menemani kawan.
Selama kuliah di Palembang saya hanya main ke rumah om di Tanjung Enim dan Lahat. Beberapa tahun setelah lulus kuliah, saya kembali lagi ke Palembang saat ada acara nikahan teman di Kayu Agung. Saat menginap di kos teman di Palembang, saya sengaja ke Ampera karena sejak zaman kuliah saya belum ada satupun foto di ikon kota Palembang tersebut.
Waktu tinggal di Bangko, saya sering pulang kampung lewat bandara Lubuk Linggau. Naik kereta api ekonomi dari Lubuk Linggau ke Palembang adalah salah satu pengalaman mengesankan.
KEPULAUAN RIAU
Lulus kuliah di Palembang, saya magang selama tujuh bulan di Salatiga lantas ditugaskan di Tanjung Balai Karimun kemudian dipindahkan lagi ke Tanjung Batu Kundur. Keduanya berlokasi di Kab. Karimun, sebuah kabupaten yang berjarak sejam perjalanan laut dari kota Batam.
Dua tahun enam bulan lamanya saya menjadi anak pulau dengan segala suka dukanya. Yang paling enak adalah dekat dengan Singapura, salah satu surga wisata dunia. Nggak enaknya tinggal di Kepri buat saya karena saya tidak bisa berenang dan agak takut dengan air, dimana kapal laut merupakan transportasi utama di Kepri.
Dari enam kabupaten/kota di Kepri saat itu, saya mengunjungi kabupaten Karimun, kota Batam, kota Tanjung Pinang dan kabupaten Bintan.
Semasa tinggal di Tanjung Balai Karimun untuk pertama kalinya saya punya paspor. Negara pertama di luar Indonesia yang menghiasi paspor saya yaitu Singapura.
RIAU
Beberapa kali saya ke Pekanbaru karena kanwil saya waktu itu masih di Pekanbaru. Awalnya saya pikir akan merasakan suasana Melayu di Pekanbaru, tetapi karena banyak perantau Minang suasana Melayu tersebut hanya saya dapatkan dari gedung kantor pemerintah yang megah bukan dari keseharian. Selain Pekanbaru, saya mengunjungi Dumai, pulau Rupat, Bengkalis, Pangkalan Kerinci dan Siak Sri Indrapura.
Kota favorit saya di Riau yaitu Siak Sri Indrapura, kota kecil bekas ibukota kesultanan Siak. Masih banyak peninggalan sejarah Melayu di kota kecil ini.
Istana Asserayah Hasyimiah, 2009
SUMATERA BARAT
Waktu ada dinas luar ke Pekanbaru dan ada sisa waktu di akhir pekan, saya terima ajakan bang Dolly untuk ikut pulang kampung ke Sitapuang, Balai Gurah, sebuah nagari di pinggiran kota Bukittinggi. Saya ditemani bang Dolly jalan-jalan keliling Bukitinggi termasuk ke jam Gadang, ikon provinsi Sumatera Barat yang legendaris.
Dari Bukittinggi, saya ke Padang dan Padang Panjang sendirian.
PDIKM Padang Panjang, 2010
Di Padang saya menginap di rumah Stefanus kawan saya semasa kuliah. Bersama Stefanus, Crio, Zulfikar dan Rian saya ke batu Malin Kundang, teluk Bayur dan museum Adityawarman. Kunjungan singkat yang mengesankan. Rasanya saya ingin kembali ke Sumatera Barat suatu saat nanti.
Tuhan mendengar doa saya, tahun 2012 saya ditugaskan di Bangko yang masuk kanwil Sumatera Barat dan Jambi. Kesempatan menjelajahi kota-kota di Sumatera Barat makin terbuka. Kota-kota yang pernah saya datangi antara lain: Batusangkar, Solok, Kab. Solok, Sawahlunto, Painan, Pariaman. Masih ada keinginan mengunjungi Pasaman dan Mentawai, sayang keburu pindah.
JAMBI
Pertama kali mendatangi Jambi lewat Kuala Tungkal di pesisir timur kota Jambi tahun 2009. Di tahun 2012 saya kembali ke Jambi karena dipindahtugaskan ke Bangko. Dari Bangko saya pindah ke Sungai Penuh, pindah lagi ke Bangko selama lima tahun lantas ke Muara Bungo dan Rimbo Bujang.
Jambi khususnya kota Sungai Penuh dan Kerinci adalah rumah kedua saya. Suasana sejuk dan nuansa pegunungan Sungai Penuh mengingatkan saya pada kampung halaman.
Alhamdulillah semua kota di Jambi sudah didatangi sebelum pindah di tahun 2020.
Bareng Omnduut di Candi Muaro Jambi, 2015
SUMATERA UTARA
Saya tiga kali pergi ke Sumatera Utara. Kali pertama saya eksplor kota Medan, lanjut ke Balige lantas ke danau Toba. Kunjungan pertama yang membuat saya terkesan dengan danau Toba yang spektakuler dan kehidupan suku Batak dan warga Medan yang cenderung keras.
Di Medan, saya berkenalan dengan Taufik Saragih, seorang mahasiswa kedokteran yang akhirnya memberikan marga Saragih kepada saya. Kini, Taufik sudah tiada karena sakit.
Kunjungan kedua saya ke Brastagi dan Kabanjahe. Kali ketiga, saya ke museum Djamin Gintings di desa Suka, tidak jauh dari Kabanjahe habis liat film Tiga Nafas Likas yang dimainkan dengan apik oleh Atiqah Hasiholan dan Vino G. Bastian. Kalau ada kesempatan lagi, saya mau eksplor lebih banyak tempat di Sumatera Utara.
ACEH
Perjalanan ke Aceh saya lakukan di kala liburan singkat pertama kali ke Medan. Saya naik bus dari Medan ke Banda Aceh selama 10 jam. Saya menginap di rumah bang Ollie (Winaldhi Rolinggo) yang luar biasa baik. Saya ditemani bang Ollie keliling Banda Aceh, nongkrong di kedai kopi dan makan mie Aceh. Alhamdulillah sempat menjejakkan kaki di km 0 Indonesia di pulau Sabang.
Beberapa tahun setelah kunjungan saya ke Aceh, saya mendapat kabar jika bang Ollie telah tiada karena sakit kelenjar otak. Al Fatihah.
Museum Tsunami Aceh, 2010
BENGKULU
Saya beberapa kali pergi ke Bengkulu untuk liburan ke tempat Andar, teman kuliah saya di Palembang. Hanya sempat mengeksplor beberapa destinasi di kotanya seperti pantai Panjang, Benteng Marlborough, rumah Soekarno dan Fatmawati dan museum negeri Bengkulu.
Benteng Marlborough dengan latar Samudera Hindia, 2012
BANGKA BELITUNG
Libur Imlek tahun 2016, saya pergi ke pulau Bangka dengan menumpang kapal cepat dari Palembang ke Muntok, Bangka Barat. Dari Muntok lanjut ke Pangkal Pinang.
Pulau Bangka dengan pantainya yang indah, penduduknya yang ramah luar biasa membuat saya ingin pergi ke Bangka lagi. Saya juga belum ke Belitung, padahal ngakunya penggemar novel Laskar Pelangi, eh.
LAMPUNG
Provinsi paling dekat dengan pulau Jawa, tetapi yang terakhir saya datangi. Sebenarnya waktu kuliah tahun 2006-2007 saya sering melintasi Lampung naik bus AKAP ke Jawa Tengah, tetapi hanya singgah saat bus berhenti makan.
Libur lebaran tahun 2018 saya mencoret Lampung dari 10 provinsi di Sumatera. Hanya berkunjung ke Museum Lampung saja hehe. Habis dari museum malamnya meet-up dengan CS Bandar Lampung, lanjut naik kereta Rajabasa tujuan Palembang.
Museum Lampung Sang Bumi Ruwa Jurai, 2019
Ah, Sumatera, aku padamu.
***
Kab. Semarang, 19 Desember 2020
Tinggal Riau nih aku yang belum. Kalau udah, ya bisa dikatakan khatam haha. Itu foto di Ampera 2009 masih brondong yak :))
Iyo yan, masih unyo2nyo wkwkwk. Diaminkan Yan ke Riau 🙂
Amiiin.
Amien
10 provinsi di Sumatera artinya seluruh provinsi yang ada disana ya mas … ???
keren banget …. saya hanya baru ke 3 provinsi aja disana 🙂
Iya mas, tapi sebagian besar sekedar lalu aja sih hehe…
wah pengalaman luar biasa mas
saya pengen juga menjelajah sumatra
whistlist saya juga ke Candi Muaro
penasaran banget
museum timah bangka juga bikin saya penasaran mas
seneng banget ya mas bisa menjelajah sumatra
suasananya kayak beda banget sama di Jawa
oh masnya asli Boyolali ternyata saya kira asli sumatra
Terimakasih mas… Boyolali kampung orang tua mas 🙂