
Kantor Bupati Sarolangun di Komplek Gunung Kembang
Gunung Kembang merupakan nama kelurahan di kecamatan Sarolangun, ibukota kabupaten Sarolangun. Kelurahan Gunung Kembang berada di tepi jalan lintas Sumatera dari arah kota Sarolangun ke arah Lubuk Linggau di Sumatera Selatan. Nama Gunung Kembang sendiri diambil dari nama perbukitan yang sekarang dijadikan kompleks kantor bupati Sarolangun. Sebelum dibangun kompleks perkantoran, Gunung Kembang merupakan tempat yang dikeramatkan; tempat jin buang anak!
Ada dua versi mengenai asal usul Gunung Kembang. Versi pertama mengenai legenda si Balang. Si Balang adalah seorang jurukunci di bukit Gunung Kembang. Bukit ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Gunung Kembang ditumbuhi bebungaan, pohon beringin dan dikelilingi sungai berair jernih. Di puncak bukit terdapat meriam yang bernama Bedil Talinggam dan bendera putih yang berkibar di udara meski tanpa menggunakan tiang. Selain si Balang, bukit Gunung Kembang juga dijaga oleh sekelompok makhluk halus.
Versi kedua mengatakan bahwa Gunung Kembang merupakan makam Putri Darah Putih dan Putri Darah Merah, dua orang kakak beradik yang merupakan putri kerajaan. Awalnya makam kedua putri itu berbentuk pusara seperti makam pada umumnya, lama kelamaan makam itu membesar membentuk sebuah bukit. Banyak bunga tumbuh di bukit itu dan di puncaknya berkibar bendera putih. Mungkin itu yang melatarbelakangi penyebutan Gunung Kembang.
gapura kompleks Gunung Kembang
Dari jalan lintas, saya disambut sebuah gapura beratap Melayu Jambi. Di depannya berdiri monumen obor dan patung ikan nggak tau namanya.
monumen menuju indonesia hijau
Di ujung jalan tampak sebuah lapangan hijau dengan sebuah rumah terbuka. Dulu namanya lapangan eks-MTQ sejak dipakai sebagai arena MTQ tingkat provinsi Jambi pada tahun 2006. Sekarang dinamai lapangan Gunung Kembang. Sepi, panas dan tidak ada siapa-siapa hari Sabtu itu.
Di sudut lapangan terdapat hutan kota yang bertajuk Taman Keanekaragaman Hayati. Saya tidak masuk ke dalam karena sekilas taman ini belum jadi dan terkesan dibuat seadanya.
Kesan seadanya saya temui di ujung lapangan, persis di bawah gedung kantor bupati. Sebuah monumen yang seharusnya dibuat untuk mengenang Kolonel Abundjani, seorang pahlawan kemerdekaan dari Sarolangun tampak seperti sebuah lelucon. Sosok Abundjani dibuat tidak mirip aslinya, pun dengan fisik aslinya yang gagah. #lagilagingelusdada
Tulisan tentang sosok Abundjani pernah saya tulis disini.
Apo kato si Gunung Kembang
Bendera putih idaklah batiang
Babunyi jugo bedil palinggam tuan
Patando bahayo nak akan datang
Hheemmmm …..
Legenda Gunung Kembang ini menarik untuk diikuti ya *suka legenda soalnya*
yups….mau versi fullnya mbak ? 😀
Mau bikin postingan soal itu Isna? #BalikNanya
ceritanya si darah merah perang sama darah putih soalnya dia pengen jadi raja setelah ayahnya meninggal, dia mati. setelah darah putih jadi raja, eh ratu, dia menikah sama bujang kurap yang banyak kurapnya 😀